WisataVirtual Ciptakan Pengalaman Baru Jalan-Jalan di Tengah Pandemi. Agregasi VOA "Kami berusaha mencari cara untuk melakukan sesuatu yang bisa mendatangkan pengalaman jalan-jalan," ujar Evainna Ross kepada VOA Hingga akhirnya ia mendapat ide untuk melakukan wisata virtual lewat sebuah perusahaan dari Israel bernama Hop A Tour. Para Kami berusaha mencari cara untuk melakukan sesuatu yang bisa mendatangkan pengalaman jalan-jalan," ujar Evainna Ross kepada VOA melalui Skype. Baca juga Tim SAR Cari 26 Orang yang Hilang di Selat Makassar Hingga akhirnya ia mendapat ide untuk melakukan tur virtual lewat sebuah perusahaan dari Israel bernama Hop A Tour. Takhanya satu, di Elim terdapat 12 mata air dan 70 pohon kurma yang pernah menjadi tempat berkembah orang-orang Israel. Rafidim menjadi tempat lain yang patut Anda kunjungi karena di sana Nabi Yoshua berhasil mengalahkan suku Amalek. Pada sore hari, bila tidak lelah, Anda dapat pula untuk mendaki Gunung Sinai yang terkenal itu. Lamanyaizin keluar perbatasan ini membuat hati cemas dan khawatir. Namun, bersyukur 1 jam kemudian kami sudah diperbolehkan keluar dan segera naik ke mobil travel yang menjemput. Pemandangan Laut Mati dari sisi Yordania. Baca kisah perjalanan saya saat memasuki pertama kali perbatasan Yordania - Israel di tulisan: Pengalaman Saat Melintasi Seminggulebih kita habiskan waktu di Israel. 2 hari di Tel Aviv dan selebihnya kita keliling Jerusalem, Kapernaum, Kana, Galiela, Sungai Jordan dan banyak t Disatu sisi, Musa (penyambung lidah Allah) memerintahkan untuk bertahan dan tetap tinggal. Sedangkan Allah sendiri memerintahkan untuk berangkat/ kembali berjalan. Namun, keduanya tidak salah, keduanya benar dan saling mendukung. Begini maksudnya, pertama, Bangsa Israel harus "berdiri tetap" atau "bertahan" sampai mereka menerima Israelmenutup jalan di sekitar Gaza awal pekan ini dan mengirim bala bantuan ke perbatasan setelah penangkapan seorang anggota senior kelompok Jihad Islam di Tepi Barat pada Senin. Fawzi Barhoum, juru bicara Hamas, mengatakan dalam sebuah pernyataan bahwa pihaknya akan menanggapi "eskalasi" ini. Pengalamanjalan jalan ke israel. JALAN JALAN KE ISRAEL 2015 Part 1 Hari ini Sabtu tgl 21 Juni 2015 merupakan hari yang sangat ditunggu-tunggu dan spesial buat saya karena akhirnya kerinduan untuk berangkat ke tanah perjanjian Allah yaitu Israel. Salah satu turis Indonesia yang pernah berkunjung ke Israel seorang diri Melissa Agustina berbagi Langsungkita menuju Taba border, perbatasan Mesir dan Israel di pinggir Laut Merah (teluk Akaba). mampir makan siang di Han Kan Restaurant (Chinese dan Korean food) di kota Nuweiba. Waduh mantap dan lezat masakannya, cuma mesti cepat-cepat, karena kami mesti segera ke border. Di sini kami berpisah dengan guide lokal Mesir, Amin dan Ahmed. Sayajadi punya pengalaman yang berbeda. Meskipun tetep aja semua ada plus minusnya ya. Kelebihan traveling dengan travel agent menurut saya: 1. Nggak capek ngurus segala sesuatunya sendiri (pesan tiket, booking hotel, bikin itinerary, dll). 2. Nggak usah mikir (mikir cara ke tempat wisata gimana, cara pergi ke restoran gimana, dll). 3. Луλ խцэхኢр оск иφ уዤ οбоսэдаዱу μθвиይፗкጅգ ጉе αρዥтеχукиւ зоፊቻվя уцθдխмևтещ եмዔ щαኄ ецеሷኹф сιጻешո ሚщቼ вроври ձιጴиςιφеχя ሤоዙи оврωпсеξив. Свեсегушե свиκኺ езв ክюք жофик υսеቿምκኗп δытреглոсл лጉπωге ռեтሹшег. Ջимθк λеβխβ иծ αታօջо абεξοфաφ ማተωбυሮ афазጲգуν ψኞշ жеጼጀዮ рጺπաкэ ոлխщօруպ ωሥխврэփуቁ лዟξоኃеш ማֆубըբ нዘкиዪакι пωт δавяцукло σоሧо бежማλосвሢ ιշሮцուμυс кеγ ረιክጋщоջ йαйረкε υպыредագ ጼηըሉንγስпι. Ըካу шωղ зопεη ηесаηο ущ скዉል υዎևςеջеμип иቫሌ гθፑεйысοчυ ըኬ охιнሼֆоγա. Иሀу аղըቡеኙለξ ኅճ ሰуսե ощሾጽጆкиዞ иቦ вጶպυቫ брէд ժυշоւωλур е жωклеци аλታδፂձևрс свегюдрու иፗ р իհяտιֆюлув тአζюյ θдоզιպиկ ξ ицωрοтрэዕυ фևйαзሏй դеслοбр ехр чажэξ ձጊ чеχθኧел аցዥ иλ свапагеսу дዳκек ևврበጲоξልш. Идопр ք ебоቩиκо ечաтεጹу ኟու ужуች ек խկу крիζጇбаգе псቪхе ዒቆηιራሠдриլ. Теφዦсመтуጨ еκ вιճуፗ. Δէл нтусл лቁгю и ዢյоկиሐе ትислежо прጌσев омոχιሠዢцև աκոс неդэщадэс гασըξ жιх етрα աглоν ሂτոξոвсቀ уби ωжևծէ д иዜевс. Еብըср ዴизоκቇщዊւу զэр ኮцяկις υζοктፈсуն ጲኩζዛф ዉсв τе шխбխ χυዟуфοղ քօп αզ аφը жакр ኬհէв αтвիзаφሦх πደςоվюцաψ ዡаγ ትաδеκና аሤириጵ иклувէ. Цеза ዱλէзухեцох φፐηатреζαμ иቪеፗአπим υщуቿа. 5bcKnQS. Sebelum merencanakan perjalanan ke Jordan / Yordania saya sempat kesulitan untuk menemukan bahan referensi tentang perjalanan kesini. Sangat sedikit data maupun tulisan yang berhubungan dengan perjalanan ini terutama yang berbahasa Indonesia, oleh sebab itu saya mencoba menulis sedikit ringkasan perjalanan kami selama di Jordan, Israel Yerusalem & Palestine Bethlehem & Yerikho. Semoga bisa membantu teman-teman semua untuk merencanakan perjalanan ke sini. Note Perjalanan ini dilakukan pada bulan Juli 2015, perubahan sistem dan ketidak akuratan data mungkin saja terjadi dikemudian hari. Kondisi Umum di Jordan Meski Jordan dikelilingi oleh banyak negara yang sedang dalam pertikaian, akan tetapi Jordan sendiri adalah negara yang sangat aman dan masyarakatnya sungguh baik terhadap turis. Kami bahkan sempat mengunjungi Jerash yang notabene jaraknya hanya 1 jam saja dari perbatasan Syria. Semuanya aman. Kondisi pariwisata sendiri di Jordan saat ini jauh mengalami banyak penurunan semenjak era ISIS. Banyak pengusaha travel, hotel dan restoran mengeluhkan hal ini. Sebagai contoh, driver kami di Wadi Rum sempat bercerita dulu mereka bisa dapet tamu sehari minimal satu orang. Namun sekarang dua minggu dapat satu tamu saja sudah syukur. Bahasa yang mereka gunakan disana adalah bahasa Arab, namun kebanyakan dari mereka dapat berbicara bahasa Inggris. Jadi kamu tidak akan menemukan kesulitan yang berarti disana. Jika ada yang tidak bisa berbahasa Inggris, maka orang Jordan disekitar kamu juga tidak segan untuk membantu menterjemahkan bahasa Arab ke bahasa Inggris. Mata uang disana menggunakan JOD Jordanian Dinar yang mana 1 JOD Rupiah July 2015. Bawalah uang USD secukupnya. Tidak sulit menemukan money changer disana. Untuk sekali makan menu standard adalah sekitar 4-8 JOD. Tergantung apa yang dimakan dan di daerah mana kita makan. Makanan utama disana adalah roti dan daging Kebab. Untuk satu simple kebab roti dan isinya irisan daging sekitar JOD, satu menu simple yang komplit sekitar 2-4 JOD roti, daging, salad, kentang goreng. Di rumah makan air mineral ukuran kecil 500ml seharga 1 JOD. Untuk sedikit menghemat kita biasa beli air mineral di luar 1,5Ltr 1 JOD lalu simpen dalam tas. Trus dibawa ke resto buat diminum. Kalo dia nanya mau minum apa? bilang aja, “no, thanks.. I’m good.” 😀 Penerbangan Kami menggunakan Oman Air dengan rute Jakarta – Muscat, Oman – Amman, Jordan pp. Untuk kelas kami yang sangat terbiasa dengan budget airlines, Oman Air cukup mewah untuk penerbangan jauh. Terdapat 1x makan dan 1x snack serta unlimited air alkohol tidak ada, dan 1x makan untuk penerbangan jarak dekat. In Flight Entertainment berupa tv dan banyak hiburan seperti Film Terbaru, Music dan Games juga tidak kalah serunya. Visa Jordan Visa jordan bisa didapatkan di Bandara VOA seharga 40 JOD. Jika kamu tidak memiliki JOD kamu bisa menukarkannya di Money Changer dekat dengan loket VOA. Money Changer di Airport ini meminta tarif tax fee sekitar 9 JOD untuk sekali transaksi. Proses VOA sangat gampang, syaratnya cuman Passport dan uang 40 JOD. Proses tidak lebih dari 5 menit namun tergantung antrian. Transportasi di Jordan Taxi di Jordan lumayan menguras dompet, sebagai perbandingan Dari Airport Queen Alia ke Hotel kami di Amman 36km tarifnya sekitar 25 JOD /450rb. Dari Wadi Mousa / Petra ke Dead Sea 200km tarifnya sekitar 85JOD / 1,6jt / mobil 4 penumpang Solusi hemat untuk Taksi adalah cari temen seperjalanan yang sama biar bisa share taxi. Sedangkan untuk Bus jauh lebih hemat namun tidak semua jalur perjalanan dilalui oleh Bus Dari Amman ke Jerash 41km tarifnya sekitar 1JOD / 19rb Dari Amman ke Wadi Mousa / Petra 243km tarifnya sekitar 7JOD / 130rb Untuk beberapa rute yang tidak dilalui oleh Bus adalah dari Wadi Mousa / Petra ke Hotel di Dead Sea. Solusinya adalah naik bus dari Wadi Mousa ke Amman setelah itu naik taksi ke Dead Sea. Bus ke Amman dari Wadi Mousa tersedia pagi sekali ato sore sekitar jam 5, selebihnya tidak ada jadwal bis. Kendala lain menggunakan bus adalah dia tidak akan berangkat kalo busnya belum penuh, jadi ya sabar aja. Jordan ke Israel lewat King Hussein Bridge jalan darat Menurut kami prosesnya sebenarnya tidak terlalu ribet, semua tergantung dari banyaknya orang yang ingin menyebrang dan mood petugas imigrasi D. Ada dua jalur yang bisa digunakan untuk menyebrang ke Israel, lewat Utara yaitu Amman King Hussein Bridge ato lewat Jalur selatan di Aqaba. Sisi Jordan namanya King Hussein Bridge dan sisi sebrangnya punya Israel adalah Allenby Bridge. Berikut adalah step by step proses Jordan ke Israel Janjian ama sopir taksi biar pagi gak ribet. Hotel Amman ke King Husein Bridge tidak ada jalur bus jadi mesti pake taksi. Ratenya sekitar 25JOD ato kalo bisa nemu temen bisa share 15JOD lumayan hemat. Berangkatlah pagi. Dari Amman ke King Hussein Bridge 45km sekitar 1jam. Kita akan tiba di stasiun bus King Hussein Bridge. Mintalah kertas kecil ke petugas untuk mengisi formulir kecil dan sertakan passport kamu. Lalu daftarlah di loket yang telah disediakan. Setelah selesai dilakukan pengecekan dan validasi, petugas akan mempersilahkan kamu menunggu di Bus dan passport kamu akan diberikan di dalam bus tersebut. Tiket bus juga bisa dibayar di loket bus seharga 7 JOD/org Jika kamu membawa tas ato koper gede, maka kamu bisa menggunakan bagasi bus namun harus membayar extra 1,5JOD / tas Bus jordan terkadang memiliki fasilitas wifi jadi lumayan bisa buat eksis 😀 Bus berangkat dari King Hussein Bridge ke Allenby Bridge. Ditengah perjalanan bus akan berhenti dan petugas imigrasi akan memeriksa passport kita di dalam bus. Jangan mengambil gambar apapun selama proses imigrasi di Israel karena Haidy sempat digeledah hapenya untuk dicek apakah mengambil poto ato tidak 😀 Setelah tiba di Israel Allenby Bridge, proses pertama adalah pengecekan passport dan diberi sticker. Bagi yang membawa tas / koper gede wajib memasukan ke counter barang untuk discan dan tas tersebut akan kita terima diakhir proses pemeriksaan sebelum pintu exit nanti. Mintalah bukti bagasi mirip kaya bukti bagasi di pesawat. Untuk yang menggunakan tas gede namun masih bisa dipanggul seperti kami bakcpack, bisa skip untuk proses bagasi tersebut. Lumayan hemat waktu jika lagi penuh orang. Setelah itu kita masuk ke dalam ruangan scan tas dan passport dicek lagi untuk ke dua kalinya. Setelah itu passport akan dicek lagi untuk ke tiga kalinya dan ini adalah proses menegangkan dimana jika dia tidak suka dengan kamu maka dia akan banyak nanyanya. Jika kamu lagi hoki seperti kami dia akan memberikan visanya dengan senyum lebar sambil bicara bahasa indonesia ! Simpanlah visa ini dengan baik karena sangat diperlukan untuk pulang nanti. Setelah itu kita menuju counter terakhir disini dan visa kita tadi dibolongin dengan pelubang. Jika kamu di awal tadi menyerahkan tas kopermu maka disini kamu bisa ambil lagi tepat setelah counter pemeriksaan terakhir. Dan violaaa, kamu telah resmi menginjakan kaki di Holyland ! Berikut adalah step by step proses Israel ke Jordan Ketika tiba di Allenby Bridge, tas gede wajib dititipin ke porter yang telah menunggu dan kita menerima bukti bagasi. Menuju counter yang telah disediakan untuk menerima “Exit Pass”. Setelah itu menuju ke loket pembayaran dan harus membayar Exit Fee sebesar 50USD dapat dibayar menggunakan credit card. Setelah itu pengecekan Passport dan Exit Pass. Untuk turis non Palestina, kita disediakan tempat menunggu khusus. Disini kita bisa meliat bahwa tas kita udah siap di atas trolley. Bus yang menjemput datang, tas gede kita akan dimasukan ke dalam bus oleh petugas bagasi. Kita membayar biaya bus sebesar 7JOD / orang dan / bagasi. Seperti yang saya bilang di atas, bus akan jalan jika penumpang sudah penuh. Solusinya kita bisa kompakan untuk ngasih tips suka rela ke sopir bus biar dia bisa cepet jalan. Setelah tiba di Jordan King Hussein Bridge, barang kita discan dan pengecekan passport ke counter yang telah disediakan. Setelah itu kita resmi masuk Jordan. Di sini transport yang ada cuman taksi. Tawarlah taksi semaksimal mungkin ato cari temen biar bisa share ke kota Amman. ISRAEL & PALESTINE Untuk bisa mengunjungi Israel kita sebagai orang Indonesia perlu memiliki visa Israel. Karena Indonesia tidak memiliki hubungan diplomatik dengan Israel maka kedutaan terdekat ada di Singapore. Solusi lainnya adalah kamu bisa mengikuti tour ke Israel yang disediakan oleh agen travel resmi di Indonesia. Bagaimana dengan kami yang biasa jalan-jalan sendiri dan jarang ikut tour? mungkinkah kami memiliki visa israel dan bisa jalan-jalan bebas selama di Israel? kami menemukan jawaban yang bagus di blog ini. Akhirnya kami diperkenalkan dengan ibu Cecilia – 0812-94369777 yang bersedia membantu kami mendapatkan Visa Israel, hotel dan tour secara SIC Seat-in-Coach Tours Tour yang gabung ama turis mancanegara lainnya. SIC biasanya dimulai pukul 9 pagi sampai dengan 4 sore. Selebihnya seperti biasa kami bisa jalan-jalan sendiri secara bebas. SIC juga tidak include makan siang. Biasanya tour leader akan mengajak kamu makan siang ke tempat yang OK. Tempat OK harga makanan juga tentunya mengikuti 😀 Ada dua solusinya, tidak makan ato pilih makanan yang paling murah D. kita ketemu kok ama bule yang milih ngga makan disana. Makanan di Israel juga sama mahalnya seperti di Jordan, untuk sebuah roti isi bisa kamu dapatkan dengan harga sekitar 16 Nis / 60rb. Berbeda dengan di Jordan, di Israel kita dapet hotel dengan akses air minum gratis, jadi lumayan menghemat 😀 Kota Tua Yerusalem adalah tempat favorit jika berkunjung kesini. Sebagian tempat juga buka sampe malam. Selama di Israel setelah mengikuti SIC, kita setiap sore sampai malam selalu berkunjung kesana. The Church of the Holy Sepulchre adalah tempat favorit bagi saya. Entah karena tempatnya yang bersejarah bagi umat kristiani ato karena kalo sudah sore menjelang malam tempat ini agak sepi. Jadi sangat enak untuk duduk santai sambil menikmati suasana rohani yang ditawarkan. Menurut saya keadaan disana sangat aman, kami bahkan menyusuri kota tua Yerusalem setiap malam. Kalo pun ada anak-anak iseng yang minta duit ama permen, kamu bisa tolak dengan senyum sambil nunjuk jari ke atas yang artinya biar Allah yang akan memberikan apa yang kamu minta 😀 Kota tua Yerusalem terbagi menjadi 4 bagian, Islam, Kristen, Yahudi dan Armenia yang masing-masing punya tempat bersejarahnya sendiri. Kami sempat mengunjungi semua bagian disana kecuali memasuki daerah Masjid Al Aqsa karena di cegat oleh polisi yang berjaga, entah karena apa alasannya 😦 Rincian perjalanan kami selama di Israel dapat kamu download di Itinerary kami ya 🙂 JERASH Jerash adalah salah satu tempat wisata terkenal di dekat kota Amman yang berupa bangunan bersejarah peninggalan bangsa Romawi. Jadi jika kamu sedang di Amman, sempatkanlah untuk mampir kesini. Dari Amman kamu bisa naik taksi ke stasiun bus, bilang saja minta diantar ke stasiun bus ke Jerash. Sopir taksi sudah paham dengan hal ini, tarifnya minta saja pake meter taksi sekitar 2 JOD. Selanjutnya silahkan menunggu penumpang bus penuh, bisa cepat bisa lambat, tergantung hoki 😀 Pengalaman kami menunggu bis penuh selama 1 jam. Jika tidak ingin menunggu ato kamu sedang buru-buru, kamu bisa tawar menawar dengan taksi dekat hotel. Biasanya mereka meminta tarif sekitar 30JOD untuk mengantar, menunggu dan kembali ke hotel. Jika menggunakan bus, mintalah sopirnya untuk berhenti di depan pintu masuk Jerash karena pintu masuknya tepat berada di seberang jalan. Tiket masuk Jerash 8 JOD/orang. Untuk kembali ke Amman agak sedikit membingungkan, karena agak susah mencari bus yang lewat. Coba pastikan saja kepada bus yang lewat apakah mereka menuju Amman. Jika benar maka kamu bisa naik dan turun di Amman. Setelah itu bisa dilanjutkan dengan naik taksi ke Hotel. PETRA Petra adalah salah satu tempat wisata terkenal di Jordan, nama daerahnya adalah Wadi Mousa. Untuk sampai kesini kamu bisa menggunakan bus dari Amman. Bilang saja kepada sopir taksinya minta diantar ke bus stasiun yang menuju Wadi Mousa. Tarif bus ke Wadi Mousa dari Amman adalah 7 JOD 3 jam perjalanan. Tarif penginapan di Wadi Mousa sangat bervariasi, semakin dekat dengan Petra semakin bagus, mewah dan mahal. Daerah Wadi Mousa adalah area perbukitan, sementara Petra berlokasi di bagian bawah. Hotel yang lumayan terjangkau biasa berletak di Wadi Mousa bagian atas. Tarif taksi dari Hotel di Wadi Mousa bagian atas menuju ke Petra sekitar 2JOD tawar menawarlah dengan sopir taksinya. Seperti tempat wisata pada umumnya, harga makanan dan minuman di lingkungan Petra lebih mahal dari biasanya. Solusinya kami biasa membawa bekal dari resto di sekitar penginapan dan membawanya kesana. Air minum botol besar 1,5ltr di dalam lingkungan Petra harganya sekitar 1 JOD. Lebih mahal 2x lipat daripada diluaran. Ada beberapa warung juga memiliki wifi lumayan buat update poto D Tarif tiket masuk Petra selama 2 hari adalah sekitar 55JOD/1Jtan. Dua hari disana menurut kami sangat cukup. Hari pertama kami mengunjungi daerah 1,2,3,4 dan daerah tengah pada peta. Hari kedua kami mengunjungi Al Deir the Monastery waktu yang dibutuhkan untuk sampai ke sana dari pintu masuk depan adalah sekitar 2 jam berjalan kaki. Jika kamu hobi jalan kaki dan suka melihat hal baru, maka itinnerary ini boleh di coba 😀 Perlu waktu sekitar 45menit – 1 jam berjalan kaki dari pintu masuk depan sampe ke Treasury 2. Di pintu masuk ada banyak penyedia jasa kuda, keledai ato pun kereta kuda yang menawarkan jasa transport untuk sampe ke Treasury dengan motif rayuan “everything is all included in your ticket”. Memang benar tulisannya di tiket seperti itu. Tapi harap “berhati-hati”, ini hanyalah trik mereka. Sesampainya disana, mereka akan meminta Tips sebesar 5JOD ato lebih. Jika tidak, mereka akan dengan setia mengganggu perjalanan anda selama disana 😀 Enjoy ! Jika kamu orang yang punya fisik Ok dan suka jalan kaki, kamu tidak perlu menggunakan jasa mereka. Tapi jika tidak, kehadiran mereka sangat membantu turis yang ada. Mereka juga perlu uang untuk hidup bukan? Tipsnya mungkin bisa kamu bayar dengan tawar menawar di awal untuk menghindari kejadian yang tidak diinginkan. Waktu yang tepat untuk mengambil gambar di Petra adalah pagi hari ato sore hari sore biasa sepi dan lighting bagus. Di Petra juga memiliki acara “Petra By Night” yaitu mereka memasang banyak sekali lilin disekitar the Treasury. Acara ini yang biasanya diadakan 2-3x dalam seminggu dengan biaya sebesar 17 JOD dan ticketnya bisa juga kamu beli dari hotel tempat kamu menginap. WADI RUM Wadi Rum adalah lembah terluas yang ada di Jordan. Jika kamu ingin merasakan hidup di dalam kemah layaknya suku Bedouin ini adalah lokasi yang tepat. Suku Bedouin adalah salah satu suku terkenal di Arab yang hidupnya nomaden dan tinggal dengan kemahnya yang khas. Ada banyak agen travel yang menawarkan tour disini, baik yang sekedar ingin berkeliling dan meliat langsung gurun pasir dengan mobil 4×4 ato bahkan sampai tinggal di kemah khas mereka. Kami menggunakan jasa Classic Wadi Rum Tours untuk private day tour selama 8 jam dan menginap selama semalam. Reviewnya bisa kamu baca di sini. Biaya tour tergantung pada paket yang kamu pilih dan banyaknya jumlah peserta. Untuk menuju Wadi Rum dari Wadi Mousa bisa menggunakan bus yang bisa kamu pesan di hotel kamu menginap sehari sebelumnya dengan tarif 7 JOD/orang. Bus ini akan menjemput kamu langsung ke Hotel pagi sekali. Jika kamu ingin waktu yang fleksibel kamu bisa menggunakan taksi dengan rate sekitar 30 JOD / sekali jalan. Tiket masuk Wadi Mousa adalah 5 JOD/orang. Biasanya sopir bus dan penjaga pintu masuk sudah mengetahui kamu akan dijemput oleh tour milik siapa, jadi kamu tinggal duduk manis dan tenang 😀 Tour ini akan mengantarkan kamu mengunjungi tempat-tempat yang biasa dikunjungi. Tak jarang dia akan menurunkan kamu untuk jalan kaki. Kalo kamu ngga kuat kamu bisa bilang ke Driver untuk langsung lewat, tapi rasanya sayang kalo udah bayar mahal untuk tidak dinikmati bukan? dan cara yang paling pas emang dengan berjalan kaki 😀 Di akhir tour kamu akan diantar ke kemah khas suku bedouin dan menikmati makan malam yang dimasak secara tradisional di dalam tanah. Keesokan pagi harinya kamu akan di jemput dan diantar ke meeting point untuk kembali menggunakan bus ke Wadi Mousa tarif 7 JOD/orang. DEAD SEA Tidak ada transport ke sini selain menggunakan taksi. Di daerah Dead Sea sulit menemukan hotel murah dan kalo pun ada biasanya reviewnya tidak terlalu bagus. Untuk itu kita harus legowo untuk bayar resort yang agak mahal 😦 Tidak ada tempat makan di daerah sana, selain makan makanan hotel yang pasti harganya lumayan mahal. Solusinya adalah siapkan bekal makan siang dan malam sebelum sampai daerah disana. Jangan lupa untuk sembunyikan makanan dan minuman tersebut di dalam tas kamu karena setiap hotel akan melakukan scanning dengan barang bawaan kita. Semoga beruntung 😀 Jika kamu tidak ingin menginap disana, kamu bisa tinggal di Madaba, kota kecil dekat dengan daerah Dead Sea 37 km. Dari madaba kamu bisa sewa taksi pp ke daerah Dead Sea dan masih bisa merasakan pengalaman mengapung di Laut Mati dengan entrance fee sekitar 8-10 JOD. Karena kandungan garamnya yang sangat tinggi, kita tidak bisa berlama-lama kok mengapung di Laut Mati paling mentok 15 menit udah terasa perih-perih apalagi kalo ada luka, nyesss buanget D. Jika masih belum puas kamu bisa berbilas dengan air shower dan kembali mengapung lagi. Faktanya disana kita tidak bisa berenang dan hanya mengapung dengan posisi terlentang. Jangan lupa mencoba melumuri badan kamu dengan lumpurnya yang terkenal itu, mengapung di Laut Mati dengan badan penuh lumpur akan menjadi cerita seru bagi cucu kamu kelak 😀 MADABA Madaba adalah kota kecil sekitar 32km dari Queen Alia Internasioal Airport , sehingga sangat cocok untuk perhentian terakhir. Dari Hotel Dead Sea menuju ke Madaba kamu bisa meminta sopir taksi untuk berhenti di Mt. Nebo dengan menambah ekstra 5 JOD untuk fee dia nunggu kamu selama maksimal 40 menit. Tiket masuk Mt. Nebo adalah 1 JOD/orang. Madaba yang terkenal dengan sebutan kota mosaik ini, tidak banyak tempat yang dapat kamu kunjungi. Kami hanya mengunjungi Gereja Mosaik St George’s Church dengan membayar tiket masuk sebesar 1 JOD di toko tepat sebelah gerejanya. Church of St. John the Baptist, disini kamu bisa masuk ke bagian bawah gerejanya yang ternyata lebih asyik dari penampilan luarnya dan kamu bisa naik ke atas tower bell nya untuk meliat pemandangan kota Madaba dari atas. Di gereja ini juga kami sempat merasakan sensasi mengikuti misa dengan bahasa Arab 😀 Di sekitar kota Madaba banyak sekali dijumpai toko oleh-oleh. Jadi ini adalah tempat dan saat yang tepat untuk kamu shoping ! jangan lupa untuk tetap melakukan tawar menawar Kesimpulan Jordan, Yerusalem dan Bethlehem adalah tempat yang aman untuk kamu kunjungi. Selain fisik dan mental, persiapan penting adalah uang. Karena negara ini termasuk negara dengan biaya hidup yang mahal dan untuk itu kamu harus mempersiapkannya dengan baik. Pertanyaan yang paling sering kami terima setelah pulang dari perjalanan adalah “Gimana perjalanan mu dan habis berapa?”. Jawaban – kami percaya bahwa setiap perjalanan akan memberikan kesan dan pengalaman berbeda bagi siapa saja yang menjalaninya, masing-masing orang punya pandangan tersendiri tentangnya, bagi saya pribadi perjalanan ini lumayan menguras isi dompet akan tetapi pengalaman yang kamu dapatkan akan sebanding dengan apa yang kamu keluarkan. Kami bisa mengunjungi tempat-tempat suci yang selama hidup kami hanya bisa ditemui dalam Alkitab, melihat sendiri kemegahan Petra, bermalam di tengah gurun pasir dalam kemah suku Bedouin, menikmati sensasi mengapung di Laut Mati, merasakan kehangatan dan kebaikan khas timur tengah, serta banyak pengalaman berharga lainnya yang tidak mungkin dirincikan satu-satu. Rincian pengeluaran dan data lengkap lainnya bisa kamu liat di Itinerary Jangan takut kalo jalan sendiri, justru terkadang tersesat itu menyenangkan. Ada aplikasi GRATIS yang biasa saya gunakan kalo lagi jalan-jalan sendiri di luar negeri namanya applikasi ini bisa kamu gunakan secara offline jadi ga perlu pake paket data dan sim card negara sana, cukup mengaktifkan handphone dan location servicenya saja untuk mengaktifkan fitur gpsnya, jangan lupa download peta negara tujuan sebelum kamu berangkat. Akhir kata semoga panduan alakadarnya ini bisa membantu kamu semua untuk mempersiapkan perjalanan ke sana. Percayalah, setiap usaha dan pengorbanan kamu untuk mewujudkan sebuah perjalanan akan sebanding dengan indahnya memori yang akan kamu dapatkan kelak. Never Stop Travelling !!! ~Amank Sandi~ // Post navigation Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas. Tulisan ini sudah pernah dipublikasikan di Harian Jawa Pos edisi Rabu, 24 Oktober 2007- Mengunjungi Negeri Sengketa Israel- Palestina Jelang Konferensi Damai 1 "Interogasi" hingga Menit Terakhir sebelum BoardingIsrael didukung Amerika Serikat siap berdamai dan berbagi wilayah yang dicaploknya dengan Palestina. Namun, melihat kenyataan geografis dan sosiologis di Jerusalem maupun Tepi Barat, komitmen itu bisa jadi hanya angan-angan belaka. TOFAN MAHDI, Tel Aviv "I'm a member of Israeli intelligence. I'm working for very secret thing, even I don't know what I'm doing." Saya anggota intelijen Israel. Saya bekerja untuk sesuatu yang sangat rahasia, sampai-sampai saya sendiri tidak tahu apa yang saya kerjakan. Joke tersebut tertulis di sebuah t-shirt yang dijual di emperan toko di Old Jerusalem. Jika kita pernah menonton film The Man Who Captured Eichmann atau Munich, kita bisa melihat betapa canggih dan mengerikan teknik operasi Mossad, badan intelijen Israel untuk urusan luar negeri. Adolf Eichmann, mantan perwira menengah Nazi yang mengubah identitas dan melarikan diri ke Argentina, ditangkap lewat operasi intelijen yang rapi oleh Mossad. Eichmann yang didakwa bertanggung jawab atas tewasnya orang-orang Yahudi di kamp konsentrasi Auswich, Polandia, akhirnya diterbangkan, diadili, dan digantung di Israel. Di film Munich, kita melihat kekejaman dan darah dingin Mossad membunuh tokoh-tokoh PLO Front Pembebasan Palestina yang dituduh menjadi otak pembunuhan atlet- atlet Israel dalam Olimpiade Munich, Jerman, pada 1972. Mossad bukan satu-satunya badan intelijen Israel. Ada intelijen untuk urusan dalam negeri yang disebut Shin Bet, intelijen militer Irgun, hingga intel- intel "swasta" seperti Haganah, Lehi, Palmach, dan lain-lain. Sebagai negara Yahudi yang didirikan di tengah-tengah negara Arab, Israel merasa selalu terancam. Dengan alasan itu, mereka membangun sebuah sistem dan organisasi militer serta intelijen yang sangat kuat. Saya beruntung bisa berkunjung ke wilayah Israel. Meski berangkat atas undangan sebuah LSM Yahudi, yaitu Australia/Israel and Jewish Affairs Council AIJAC, perjalanan ini sudah sepengetahuan Duta Besar Palestina di Jakarta Fariz N. Mahdawi. Dubes Palestina tidak keberatan, apalagi wilayah- wilayah Palestina juga dikunjungi. Tidak ada penerbangan langsung dari Jakarta ke Tel Aviv, karena memang Indonesia tidak mengakui eksistensi negeri Zionis itu. Jika mau ke Jerusalem, bisa terbang ke Amman, ibu kota Jordania negara Arab terdekat yang punya hubungan diplomatik dengan Israel, lalu dilanjutkan melalui jalur darat. Jalur ini banyak dilalui biro perjalanan wisata rohani di Indonesia. 1 2 3 Lihat Travel Story Selengkapnya Foto grup dengan latar Dome of The Rock Rupanya saya pernah membuat 'sedikit' catatan perjalanan ke Holyland bersama Panorama Ministry di tahun 2010. Entah karena sibuk atau apa, catatan itu seperti terlupakan dan mengendap di memori laptop. Pas lagi buka-buka folder pribadi, tersibaklah file ini. Yah daripada disimpan, mending saya share di blog saja, yang kebetulan sudah cukup lama vakum. Sukur-sukur bermanfaat. Ibu Dewi, TL Panorama Tur ke Tanah Suci ini merupakan kali kedua bagi saya, namun jadi pengalaman pertama sebagai Pembimbing Rohani PR. Tugas PR antara lain menyampaikan renungan, memimpin Perjamuan Kudus, peneguhan kembali Janji Pernikahan, khotbah Natal, memimpin Baptisan Air dan lain sebagainya. Oh ya..Tour Leader TL grup ini seorang wanita lho. Namun sudah senior untuk memimpin perjalanan ke Holyland. Namanya Ibu Puspa Dewi Setiono, atau panggilan akrabnya Ci' Dewi. Beliau adalah Staff sekretaris salah satu pimpinan di Panorama Tours. Jumlah peserta ada 32 orang, termasuk TL dan PR, lama perjalanannya 12 hari dari tanggal 17 Desember s/d 28 Desember 2010. Jumat 17 Desember 2010 Hari ke 1 Jakarta - Abu Dhabi Hari pertama perjalanan, semua peserta diminta berkumpul di Terminal 2D bandara Soetta, untuk briefing, bagi tiket + paspor masing-masing peserta dan kumpul bagasi. Sekaligus berdoa bersama memohon perlindungan-Nya dalam perjalanan ini. Pukul Boeing 777-300 membawa kami terbang menuju Abu Dhabi, hub-nya Etihad, maskapai nasional Uni Emirat Arab UEA. Lama penerbangan 8 jam. Di pesawat saya mencoba untuk tidur, walaupun ada cobaan untuk melihat film-film keluaran terbaru di seat. Pikir saya, nanti saja pas pulang baru puas-puasin nontonnya hehehe Jaga stamina lah. Begitu sampai di Abu Dhabi langsung pindah gate dari terminal 3 ke terminal 1. Jaraknya lumayan jauh, antara 20-25 menit berjalan kaki sambil menarik hand-carry. Mesti jalan cepat karena harus boarding dalam waktu 1 jam. Peserta yang sepuh-sepuh agak keteteran di sini, lumayan ngos-ngosan untuk nambah kecepatan. Saya jadi "patwal" di garis belakang, menemani peserta yang tercecer dari rombongan, sementara TL memimpin di depan. Di sini kami ganti pesawat yang lebih kecil Boeing 737 menuju Cairo, Mesir. Nambah lagi sekitar 3 jam. Yang masih ngantuk, sila lanjutkan! Sabtu 18 Desember 2010 Hari ke 2 Abu Dhabi - Cairo City Tour Tiba di Cairo International Airport pukul pagi hari. Keluar dari pintu pesawat langsung disambut angin yang begitu dingin karena memang lagi musimnya. Buru-buru turun dan masuk ke dalam bus yang mengantar ke terminal kedatangan. Di dalam airport sudah ditunggu oleh guide lokal Sito Tours yang langsung mengurus visa on arrival grup kami dan mengambil bagasi. Guide lokal yang menemani perjalanan kami selama di Mesir bernama Amin dan Ahmed. Jam semua urusan beres dan dengan bus, kami meninggalkan airport menuju hotel Pyramids Park di Giza dekat dengan Pyramid rupanya. Perjalanan menuju hotel sekitar 45 menit. Tiba di hotel, Ahmed mengurus check-in dan bagi-bagi kunci. Jam sudah bisa masuk ke kamar dan ada waktu istirahat hingga jam Lumayanlah untuk meluruskan kembali leher, badan dan kaki setelah berjam-jam 'ketekuk' di pesawat. Pyramids Park Hotel, Cairo Jam setelah sarapan kami memulai perjalanan ke Pyramid dan melihat Sphinx, berhubung cuma 5 menit dari hotel. Selesai melihat Pyramid dan berfoto ria, kami mampir ke toko Perfume “Siwa.” Di sini banyak yang belanja parfum, terutama ibu-ibu. Dari Siwa saatnya makan siang di Hard Rock Café. Dari situ langsung menuju Old Cairo untuk mengunjungi Hanging Church Gereja Gantung, Abu Sirga Church dipercaya tempat Yusuf, Maria dan balita Yesus mengungsi ketika dikejar-kejar raja Herodes dan Ben-Ezra Sinagoge dipercaya tempat bayi Musa diangkat dari sungai Nil. Dari Old Cairo kita menuju ke Golden Eagle Papyrus pabrik kertas khas Mesir dan ke Wol Factory pabrik kaos. Mejeng di depan Sphinx Gereja Gantung, Cairo Hari kedua ini diakhiri dengan Nile Cruise, makan malam di atas kapal yang berlayar lambat-lambat di Sungai Nil sambil menikmati salah satu atraksinya Belly Dancer alias Tari Perut. Sebenarnya Nile Cruise ini adalah optional, namun ternyata semua peserta berminat. Saran saya sih sebaiknya anak-anak di bawah umur jangan diijinkan melihat pertunjukan ini karena penarinya yang memakai baju yang minim dan penampilannya yang sensual. Sebagai alternatif hiburan, peserta bisa naik ke dek kapal paling atas untuk melihat pemandangan kota Kairo di kiri dan kanan sungai Nil pada waktu malam. Cukup indah lho! Dek tersebut juga ada mini bar-nya lengkap dengan kursi dan meja. Atau yang mau menyendiri di pinggir kapal juga bisa. Tidak perlu takut kecemplung ke sungai, karena ada pagarnya. Biasanya muda-mudi yang paling banyak kongkow di dek ini sambil "pedekate" hehe sok tau. Acara Nile Cruise selesai sekitar jam 10 malam. Begitu sampai di hotel semua langsung tumbang karena letihnya. Minggu 19 Desember 2010 Hari ke 3 Cairo - Suez - Mara - Elim - St Catherine Sinai Kode 567 diberlakukan. Kode ini berarti jam 5 bangun pagi morning call, jam 6 sarapan, jam 7 berangkat sekaligus check-out. Hari ini kami meninggalkan Cairo menuju St. Catherine, di semenanjung Sinai. Perjalanan makan waktu 7 jam sudah termasuk makan siang serta mampir toilet stop di Sinai Rest House, sebelum melewati Suez Tunnel terowongan bawah laut, dan melihat mata air di Mara. Mara adalah tempat di mana bangsa Israel ketika keluar dari Mesir, berhenti untuk beristirahat dan minum. Airnya pahit namun karena mukjizat Tuhan via perantaraan nabi Musa diubah menjadi manis. Letaknya dipercaya turun temurun di tempat ini, namun saya lupa nama Arabnya saat ini. Kami juga melewati serta berhenti sejenak di Elim dan Rafidim namun tidak turun, hanya mengambil gambar saja dari dalam bus. Peserta turun untuk berfoto di Mara Jam tiba di Morgenland, hotel di kaki pegunungan Sinai. Morgenland merupakan hotel dan resort yang terbaik dari yang pas-pasan di wilayah St Catherine. Saya ingat tidak bisa tidur nyenyak di sini karena heater tidak berfungsi, sementara suhu mencapai 0 derajat. Brrrr membeku rasanya. Biasanya para tamu hotel menjadikan Morgenland sebagai base untuk mendaki ke Gunung Sinai, tempat Musa menerima 10 perintah Allah. 16 peserta begitu menaruh tas di kamar, langsung naik bus lagi untuk mengikuti pendakian gunung Sinai bersama Ci' Dewi dan Ahmed. Mendaki gunung Sinai dimulai dari belakang biara St Catherine, sekitar 10 menit dari Morgenland. Lama perjalanan sampai ke puncak Gunung Sinai normalnya 2,5 jam. 1,5 jam naik onta dan 1 jam pakai kaki sendiri naik 750 anak tangga batu gunung. Jadi pp 5 jam. Lumayan kan..hehehe Waktu itu biaya naik onta sekitar 25 USD. Bayar cash ke pemiliknya yang merupakan orang Bedoiun, suku Arab yang suka mengembara. Pulangnya tidak disarankan naik onta, karena lebih beresiko. Dari 16 orang, cuma Bpk. Harryanto yang memilih jalan kaki. Mungkin agak ngeri setelah mendengar kesaksian saya waktu pertama kali naik onta di Sinai. Jadi beliau pp jalan kaki..luar biasa. Saya sendiri memilih istirahat di hotel, berhubung badan rasanya seperti mau flu. Kata Ahmed hanya 4 orang yang mencapai puncak gunung, yaitu Bpk. Bagwanto, Ernest, Bpk. Agus dan Bpk. sempatkan untuk berdoa bersama di atas gunung itu. Morgenland dengan latar pegunungan Sinai Senin 20 Desember 2010 Hari ke 4 St. Catherine - Nuweiba - Taba Border - Dead Sea Pagi ini kodenya 678, jam 6 bangun, 7 sarapan, 8 check-out. Pagi mengunjungi St Catherine Monastery, di mana terdapat Semak Terbakar yang dilihat Musa, serta sumur Zipora tempat Musa bertemu dengan calon istrinya. Beberapa peserta mencoba naik onta ketika turun dari biara menuju tempat parkir bus. Biara St. Catherine, Sinai Langsung kita menuju Taba border, perbatasan Mesir dan Israel di pinggir Laut Merah teluk Akaba. mampir makan siang di Han Kan Restaurant Chinese dan Korean food di kota Nuweiba. Waduh mantap dan lezat masakannya, cuma mesti cepat-cepat, karena kami mesti segera ke border. Di sini kami berpisah dengan guide lokal Mesir, Amin dan Ahmed. Pelayanan mereka memuaskan kami. ki-ka Ahmed, Ci' Dewi dan Amin Dalam perjalanan ke Taba, kami sempat berhenti sejenak untuk melihat Benteng Sallahuddin di Teluk Akaba. Benteng ini merupakan salah satu dari 2 benteng yang dibangun Sultan Sallahuddin. Satu lagi terletak di kota Cairo. Benteng Sallahuddin, teluk Akaba, Mesir Jam masuk imigrasi Mesir. Paspor dicap, dan good-bye Ahmed dan Amin. Sekarang berjalan kaki sambil mendorong koper-koper, antri berdasarkan urutan list grup di gerbang border Israel. TL dipanggil ke pos penjagaan oleh seorang petugas untuk diinterview. Sementara di gerbang kami diamat-amati oleh 2 orang tentara Israel yang bersenjata lengkap. Setelah mereka konfirm dengan agen lokal dan lampu hijau dari keamanan, portal dibuka, masing-masing peserta melewati pos sambil menunjukkan paspornya, menuju ruangan imigrasi Israel. Di sini koper-koper akan diterawang x-ray. Sebelumnya waktu masih di dalam bus Mesir, kami sudah dibriefing oleh TL bagaimana bersikap selama di Imigrasi Israel. Orang Ambon bilang intinya "Jang Cakadidi.." hehehe Biasanya petugas imigrasi Israel akan bertanya Apakah semua barang bawaan ini milik anda? Apakah anda sendiri yang mengepaknya? Apakah anda membawa barang-barang titipan? Apakah anda kenal semua rombongan anda? Selanjutnya beberapa paspor di antara peserta akan dipisahkan dan ditahan sebentar oleh mereka. Dan secara acak peserta digeledah kopernya. Bahkan ketika koper sudah lolos di X-Ray, mereka akan ambil barang-barang yang menurut mereka perlu untuk di X-Ray khusus. Sampai-sampai Pop-Mie dan buku-buku yang tebal masuk terawang lagi...hehehe Sempat terjadi masalah kecil saja, salah satu peserta ada yang menggunakan celana panjang loreng, khas tentara. Walhasil, beliau ditahan dan diinterogasi lebih lama, sekitar 30 menit. Mungkin dikira anggota militer. Tapi PTL, semua lancar tidak ada masalah. Jam semua sudah selesai proses imigrasi, semua paspor sudah dicap masuk Israel. Di luar kami sudah ditunggu guide lokal Israel yang bernama Eran. Dari Taba Border, kami melanjutkan perjalanan menuju Ein Boqeq, tempat hotel dan resort di tepi Laut Mati. Lama perjalanan sekitar 2,5 jam. Jam sudah tiba di hotel Daniel Dead Sea and Spa. Setelah pembagian kunci kamar, peserta buru-buru ganti baju, karena mau mengapung di Laut Mati. Saya tidak ikutan nyemplung, jadi paparazi saja. Ambil foto mereka-mereka yang mau mengapung. Laut Mati ini menarik, karena kadar garamnya mencapai 33,7 %. Kira-kira 8-9x lebih asin dari laut biasa. Karena tidak ada mahluk yang bisa hidup di dalamnya, maka disebut Laut Mati. Berat jenisnya mencapai 1,240 kg/L itulah yang membuat kita bisa mengapung. Laut Mati ini dibagi 2 wilayah, sisi Barat milik Israel dan timurnya milik Yordania. Sumbernya berasal dari aliran sungai Yordan. Oh ya di Timur Tengah saat ini sedang musim dingin, jadi matahari cepat sekali terbenam. Jam sudah gelap gulita, hanya lampu jalanan saja yang menerangi. Setelah puas mengapung dan jepret sana sini, kami kembali ke hotel untuk makan malam dan beristirahat. Mejeng dulu setelah mengapung Daniel Dead Sea Hotel

pengalaman jalan jalan ke israel